Kairo - Sedikitnya 51 orang tewas dan sebanyak 270 orang lagi cedera di Mesir, dalam bentrokan antara pasukan keamanan dan pendukung Ikhwanul Muslimin, Ahad (6/10), demikian laporan kantor berita resmi Mesir, MENA.
Bentrokan terjadi antara pasukan keamanan dan pendukung Ikhwanul Muslimin selama peringatan ke-40 perang 6 Oktober melawan Israel.
"Satu orang tewas di Gubernuran Menya dan tiga orang lagi tewas di Gubernuran Beni Sweif, sementara kebanyakan orang tewas di Kairo dan Giza," kata Khaled Al-Khateeb, Kepala Instalasi Gawat Darurat Pusat, kepada MENA.
Pasukan keamanan menembakkan gas air mata guna membubarkan pendukung Ikhwanul Muslimin yang berusaha menyerbu Bundaran At-Tahrir dalam upaya bentrok dengan ribuan orang pro-militer yang berkumpul di sana untuk merayakan peristiwa tersebut, kata MENA.
Bundaran At-Tahrir, pusat kerusuhan bersejarah 2011 --yang menggulingkan presiden Hosni Mubarak, ditutup dengan tank dan kawat berduri untuk mencegah pendukung mantan presiden Mohamed Moursi memasukinya.
Semua pintu masuk ke bundaran itu dihalangi kecuali dari Abdel Moniem Reyadh, yang dibuka buat orang yang datang untuk merayakan peristiwa tersebut, di bawah pengamanan ketat, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi. Banyak harus menunggu dalam barisan panjang untuk menjalani pemeriksaan keamanan sebelum memasuki bundaran itu.
Di dalam bundaran, orang mengibarkan bendera nasional, sementara pesawat militer melintas di atasnya. Media resmi dan bebrapa jaringan swasta mengudarakan lagu nasional sepanjang waktu bersama dengan film dokumenter mengenai perang tersebut, yang menampilkan kegagahan militer.
Mereka meneriakkan slogan yang memuji militer, dan mengangkat gambar Menteri Pertahanan Abdel Fattah As-Sisi --yang memimpin penggulingan Moursi pada Juli-- serta gambar mendiang presiden Anwar Sadat, yang memimpin militer Mesir dalam perang 6 Oktober.
Menteri Pertahanan, Presiden sementara Mesir Adli Mansour dan Perdana Menteri Jordania Abdullah Nsur menyaksikan pertunjukan kembang api di stadion militer.
Bentrokan juga terjadi di Jalan Ramses di Kairo; pasukan keamanan dan warga di daerah itu di satu pihak dan pendukung Ikhwanul Muslimin di pihak lain. Ratusan pemrotes pro-Ikhwanul Muslimin berusaha mencapai Bundaran At-Tahrir melalui Jalan Ramses. Bentrokan itu menghentikan lalu lintas dan mengakibatkan kepanikan di daerah tersebut.
Kementerian Dalam Negeri, Sabtu (5/10), memperingatkan mengenai "upaya yang bisa mengganggu peringatan 6 Oktober di Mesir".
Korban jiwa pada Ahad adalah yang terbanyak dalam bentrokan antara pemrotes pro-Ikhwanul Muslimin dan polisi sejak penindasan terhadap pendukung Moursi pada 14 Agustus, ketika lebih dari 850 orang tewas, kebanyakan dari mereka dari kubu pro-Ikhwanul Muslimin. (ant/bm 10)
Bentrokan terjadi antara pasukan keamanan dan pendukung Ikhwanul Muslimin selama peringatan ke-40 perang 6 Oktober melawan Israel.
"Satu orang tewas di Gubernuran Menya dan tiga orang lagi tewas di Gubernuran Beni Sweif, sementara kebanyakan orang tewas di Kairo dan Giza," kata Khaled Al-Khateeb, Kepala Instalasi Gawat Darurat Pusat, kepada MENA.
Pasukan keamanan menembakkan gas air mata guna membubarkan pendukung Ikhwanul Muslimin yang berusaha menyerbu Bundaran At-Tahrir dalam upaya bentrok dengan ribuan orang pro-militer yang berkumpul di sana untuk merayakan peristiwa tersebut, kata MENA.
Bundaran At-Tahrir, pusat kerusuhan bersejarah 2011 --yang menggulingkan presiden Hosni Mubarak, ditutup dengan tank dan kawat berduri untuk mencegah pendukung mantan presiden Mohamed Moursi memasukinya.
Semua pintu masuk ke bundaran itu dihalangi kecuali dari Abdel Moniem Reyadh, yang dibuka buat orang yang datang untuk merayakan peristiwa tersebut, di bawah pengamanan ketat, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin pagi. Banyak harus menunggu dalam barisan panjang untuk menjalani pemeriksaan keamanan sebelum memasuki bundaran itu.
Di dalam bundaran, orang mengibarkan bendera nasional, sementara pesawat militer melintas di atasnya. Media resmi dan bebrapa jaringan swasta mengudarakan lagu nasional sepanjang waktu bersama dengan film dokumenter mengenai perang tersebut, yang menampilkan kegagahan militer.
Mereka meneriakkan slogan yang memuji militer, dan mengangkat gambar Menteri Pertahanan Abdel Fattah As-Sisi --yang memimpin penggulingan Moursi pada Juli-- serta gambar mendiang presiden Anwar Sadat, yang memimpin militer Mesir dalam perang 6 Oktober.
Menteri Pertahanan, Presiden sementara Mesir Adli Mansour dan Perdana Menteri Jordania Abdullah Nsur menyaksikan pertunjukan kembang api di stadion militer.
Bentrokan juga terjadi di Jalan Ramses di Kairo; pasukan keamanan dan warga di daerah itu di satu pihak dan pendukung Ikhwanul Muslimin di pihak lain. Ratusan pemrotes pro-Ikhwanul Muslimin berusaha mencapai Bundaran At-Tahrir melalui Jalan Ramses. Bentrokan itu menghentikan lalu lintas dan mengakibatkan kepanikan di daerah tersebut.
Kementerian Dalam Negeri, Sabtu (5/10), memperingatkan mengenai "upaya yang bisa mengganggu peringatan 6 Oktober di Mesir".
Korban jiwa pada Ahad adalah yang terbanyak dalam bentrokan antara pemrotes pro-Ikhwanul Muslimin dan polisi sejak penindasan terhadap pendukung Moursi pada 14 Agustus, ketika lebih dari 850 orang tewas, kebanyakan dari mereka dari kubu pro-Ikhwanul Muslimin. (ant/bm 10)