Random Posts

header ads

Survei gaya memimpin, Jokowi kalah dari Prabowo, Mega, dan Ahok

Jakarta - Meski unggul di pelbagai survei elektabilitas, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo ternyata masih kalah dari Prabowo Subianto soal gaya memimpin. Kondisi itu terlihat dari hasil survei yang baru saja dirilis survei Indonesia network election survei (Ines).

Dalam survei tersebut, Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu menjadi dianggap memiliki gaya kepemimpinan yang diinginkan rakyat. Sebanyak 98,7 persen responden memilih mantan Danjen Kopassus tersebut.

"Prabowo Subianto memiliki gaya kepemimpinan tegas, jujur, tidak peragu, bersih dari korupsi, serta berpihak pada rakyat kecil," jelas Direktur Data Ines, Sutisna saat memaparkan hasil surveinya di Jakarta, Kamis (5/9).

Dari survei tersebut, Selain Prabowo, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berada di posisi kedua dengan perolehan 96,9 persen, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebanyak 95,2 persen, dan Jokowi (93,7 persen).

"Sementara Wiranto yang sudah ditetapkan sebagai capres oleh Partai Hanura hanya memiliki tingkat leadership hanya 91,4 persen," kata Sutisna.

Dalam hasil survei juga disebutkan, Hatta Rajasa yang juga calon dari Partai Amanat Nasional (PAN) hanya sebesar 91,4 persen, sementara Aburizal Bakrie capres dari Partai Golkar mempunyai tingkat leadership sebesar 90,8 persen. Sedangkan Gita Wiryawan sebesar 72,8 persen serta Endriarto Sutarto sebesar 69,6 persen.

Dari sejumlah tokoh yang disurvei, hanya Megawati sosok wanita yang dianggap memiliki kepemimpinan yang cukup tinggi. "Hal ini tercermin dengan gaya kepemimpinan Megawati yang tanpa kompromi dengan pemerintahan SBY dengan tidak berkoalisi," lanjutnya.

Dalam survei ini, sampling frame adalah warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih pada saat pemilu 2014. Sampel yang diambil sebanyak 8280 responden di 33 provinsi dengan margin of error sekitar 1,1 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Pelaksanaan survei dilakukan pada 16 Agustus hingga 30 Agustus 2013 dan pengumpulan data dengan metode tatap muka langsung menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan informasi. (Sumber: Merdeka.com)