JAKARTA - Ketua DPP Golkar Hajriyanto Y Tohari menyatakan partainya memandang penting sebuah survei namun hanya untuk dijadikan bahan pertimbangan. Partai berlambang pohon beringin tersebut tidak meyakini survei adalah hasil riil yang terjadi dilapangan.
"Jadi temuan-temuan (survei) itu bukannya partai Golkar tidak percaya, tetapi partai Golkar tidak meyakini bahwa itu merupakan cerminan dari fakta dilapangan secara mutlak," kata Hajriyanto di Gedung Komnas HAM, Jakarta, Senin (26/8/2013).
Hajriyanto menuturkan, lembaga survei di Indonesia sangat banyak. Lembaga survei tersebut menemukan dan kesimpulan-kesimpulan yang sangat heterogen dan beragam. Terhadap temuan dari survei itu, partainya hanya jadikan bahan evaluasi dan pertimbangan.
"Survei dipandang penting tetapi itu hanya dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi partai Golkar untuk melakukan evaluasi terhadap strategi dan metodologi sosialiasi Capres yang sudah diputuskan dalam rapimnas," ujarnya.
Hasil survei itu menurut Hajriyanto tetap dibaca oleh partai Golkar sebagai hal yang sangat penting. Itu akan dijadikan bahan pertimbangan untuk mengkaji ulang strategi dan metodologi sosialisasi selama ini. (Sumber: Tribunnews.com)
"Jadi temuan-temuan (survei) itu bukannya partai Golkar tidak percaya, tetapi partai Golkar tidak meyakini bahwa itu merupakan cerminan dari fakta dilapangan secara mutlak," kata Hajriyanto di Gedung Komnas HAM, Jakarta, Senin (26/8/2013).
Hajriyanto menuturkan, lembaga survei di Indonesia sangat banyak. Lembaga survei tersebut menemukan dan kesimpulan-kesimpulan yang sangat heterogen dan beragam. Terhadap temuan dari survei itu, partainya hanya jadikan bahan evaluasi dan pertimbangan.
"Survei dipandang penting tetapi itu hanya dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi partai Golkar untuk melakukan evaluasi terhadap strategi dan metodologi sosialiasi Capres yang sudah diputuskan dalam rapimnas," ujarnya.
Hasil survei itu menurut Hajriyanto tetap dibaca oleh partai Golkar sebagai hal yang sangat penting. Itu akan dijadikan bahan pertimbangan untuk mengkaji ulang strategi dan metodologi sosialisasi selama ini. (Sumber: Tribunnews.com)