Jakarta - Setelah melakukan penyelidikan dan pengembangan kasus terduga teroris di Cipayung dan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Polisi kembali melakukan penangkapan di Cipacing, Jawa Barat.
Kepala Bagian Penerangan Satuan Kombes Pol Rana SP mengatakan bahwa Densus 88 telah berhasil melakukan dua kali penangkapan di daerah Cipacing tersebut.
"Dari hasil itu dikembangkan lagi, pada 23 Agustus tim kita melakukan penangkapan beberapa pelaku, salah satunya adalah AW. Dari penangkapan AW tersebut, polisi menyita sejumlah barang bukti berupa tiga senjata api (senpi) laras panjang, dan dua silinder revolver," kata Rana di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (26/8).
Setelah penangkapan dan penyidikan terhadap AW, pada Sabtu (24/8) tim Densus 88 bergerak menuju Cicendo, Bandung, Jawa Barat. Tim Densus 88 diketahui menggrebek sebuah kontrakan di Cicendo dan ditemukan peluru yang dibungkus dalam tiga kardus yang berisi 4.000 peluru, dua jenis senpi kaliber 5,56 dan 7,62 mm.
"Setelah itu, penyidik memeriksa dan melakukan pengembangan, pada sabtu 24 Agustus kita menangkap 2 pelaku lagi. Mereka adalah pengrajin senjata angin di Cipacing. Senjata api ilegal," ujarnya.
Terakhir, Polisi kembali melakukan penangkapan untuk ketiga kalinya di daerah Cipacing. Dari penangkapan ini Densus 88 berhasil menangkap tiga orang pelaku.
"Dari tiga pelaku, ditemukan barang bukti pen gun, senpi FN rakitan, peluru kaliber 28 sebanyak 50 butir, peluru kaliber 22 sebanyak 25 butir, cetakan magazen, alat sablon, mesin bubut, dan bor," papar Rana.
Kendati demikian, Rana belum bisa memastikan jika penangkapan AW berkaitan dengan Agus Martin alias Hasan Ansori yang ditangkap Densus 88 pada hari Minggu (25/8) di Lamongan, Jawa Tengah. Sebab, diketahui Hasan merupakan orang yang berkaitan dengan jaringan teroris Poso.
Selain itu, Rana juga mengatakan belum bisa mempublikasikan siapa saja inisial terduga yang ditangkap selain AW. Menurutnya hal tersebut belum bisa disebarluaskan karena polisi masih menunggu pengembangan dari teman-teman Densus 88.
"Sementara ini masih didalami, jangan buru-buru karena masih penyelidikan teman-teman di lapangan," imbuh Rana. (Sumber: Merdeka.com)
Kepala Bagian Penerangan Satuan Kombes Pol Rana SP mengatakan bahwa Densus 88 telah berhasil melakukan dua kali penangkapan di daerah Cipacing tersebut.
"Dari hasil itu dikembangkan lagi, pada 23 Agustus tim kita melakukan penangkapan beberapa pelaku, salah satunya adalah AW. Dari penangkapan AW tersebut, polisi menyita sejumlah barang bukti berupa tiga senjata api (senpi) laras panjang, dan dua silinder revolver," kata Rana di Gedung Divisi Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (26/8).
Setelah penangkapan dan penyidikan terhadap AW, pada Sabtu (24/8) tim Densus 88 bergerak menuju Cicendo, Bandung, Jawa Barat. Tim Densus 88 diketahui menggrebek sebuah kontrakan di Cicendo dan ditemukan peluru yang dibungkus dalam tiga kardus yang berisi 4.000 peluru, dua jenis senpi kaliber 5,56 dan 7,62 mm.
"Setelah itu, penyidik memeriksa dan melakukan pengembangan, pada sabtu 24 Agustus kita menangkap 2 pelaku lagi. Mereka adalah pengrajin senjata angin di Cipacing. Senjata api ilegal," ujarnya.
Terakhir, Polisi kembali melakukan penangkapan untuk ketiga kalinya di daerah Cipacing. Dari penangkapan ini Densus 88 berhasil menangkap tiga orang pelaku.
"Dari tiga pelaku, ditemukan barang bukti pen gun, senpi FN rakitan, peluru kaliber 28 sebanyak 50 butir, peluru kaliber 22 sebanyak 25 butir, cetakan magazen, alat sablon, mesin bubut, dan bor," papar Rana.
Kendati demikian, Rana belum bisa memastikan jika penangkapan AW berkaitan dengan Agus Martin alias Hasan Ansori yang ditangkap Densus 88 pada hari Minggu (25/8) di Lamongan, Jawa Tengah. Sebab, diketahui Hasan merupakan orang yang berkaitan dengan jaringan teroris Poso.
Selain itu, Rana juga mengatakan belum bisa mempublikasikan siapa saja inisial terduga yang ditangkap selain AW. Menurutnya hal tersebut belum bisa disebarluaskan karena polisi masih menunggu pengembangan dari teman-teman Densus 88.
"Sementara ini masih didalami, jangan buru-buru karena masih penyelidikan teman-teman di lapangan," imbuh Rana. (Sumber: Merdeka.com)