JAKARTA - Wasekjen Golkar Tantowi Yahya mengaku minta maaf terkait kunjungannya ke Israel. Anggota Komisi I itu menyesal telah melakukan kunjungan yang melukai perasaan umat Islam di Indonesia.
"Kunjungan tersebut sudah melukai hati umat Islam di Indonesia. Untuk itu saya minta maaf," kata Tantowi di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Ia mengatakan selama di Israel mendapatkan pandangan mengenai konflik Israel dan Palestina. Menurutnya, Indonesia bisa memainkan peran penting dalam proses perdamaian kedua belah pihak. Pasalnya, selama ini proses perdamaian hanya difasilitasi oleh Amerika Serikat.
"Kita tahu Amerika tidak netral. Maka itu Indonesia mesti ambil peran sebagai juru damai alternatif," katanya.
Tantowi menyatakan tidak ada sedikitpun berniat mendukung pejajahan zionis Israel ke Palestina. Ia mengaku kunjungan ke Israel semata-mata karena dilandasi rasa ingin tahu soal prospek perdamaian antara Israel dan Palestina.
"Tidak ada niat untuk mendukung Israel. Di sana saya malah mengkritik keras pencaplokan tanah warga Palestina oleh Zionis Yahudi," ujarnya.
Tantowi tidak menyadari keinginannya mencari informasi penjajahan zionis Israel bakal menciptakan polemik yang melukai hati umat Islam.
"Sebagai manusia saya bisa saja khilaf. Tidak menyadari bahwa posisi sebagai anggota DPR adalah jabatan yang melekat," ujarnya.
Ia pun menyatakan siap membuka dialog dengan berbagai pihak yang merasa kecewa dengan kunjungannya ke Israel. Tantowi menegaskan sebagai seorang muslim dirinya juga berada dalam posisi mendukung kemerdekaan Palestina dan ingin melihat kedamaian di kawasan Timur Tengah.
"Saya membuka dialog kepada pihak-pihak yang ingin membuka dialog. Sebagai umat Islam saya punya mimpi tercipta perdamaian di Palestina yang ditempuh melalui proses yang adil dimana Israel menghargai hak-hak kedaulatan rakyat Palestina," tuturnya. (Sumber: TRIBUNnews.com)
"Kunjungan tersebut sudah melukai hati umat Islam di Indonesia. Untuk itu saya minta maaf," kata Tantowi di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/6/2013).
Ia mengatakan selama di Israel mendapatkan pandangan mengenai konflik Israel dan Palestina. Menurutnya, Indonesia bisa memainkan peran penting dalam proses perdamaian kedua belah pihak. Pasalnya, selama ini proses perdamaian hanya difasilitasi oleh Amerika Serikat.
"Kita tahu Amerika tidak netral. Maka itu Indonesia mesti ambil peran sebagai juru damai alternatif," katanya.
Tantowi menyatakan tidak ada sedikitpun berniat mendukung pejajahan zionis Israel ke Palestina. Ia mengaku kunjungan ke Israel semata-mata karena dilandasi rasa ingin tahu soal prospek perdamaian antara Israel dan Palestina.
"Tidak ada niat untuk mendukung Israel. Di sana saya malah mengkritik keras pencaplokan tanah warga Palestina oleh Zionis Yahudi," ujarnya.
Tantowi tidak menyadari keinginannya mencari informasi penjajahan zionis Israel bakal menciptakan polemik yang melukai hati umat Islam.
"Sebagai manusia saya bisa saja khilaf. Tidak menyadari bahwa posisi sebagai anggota DPR adalah jabatan yang melekat," ujarnya.
Ia pun menyatakan siap membuka dialog dengan berbagai pihak yang merasa kecewa dengan kunjungannya ke Israel. Tantowi menegaskan sebagai seorang muslim dirinya juga berada dalam posisi mendukung kemerdekaan Palestina dan ingin melihat kedamaian di kawasan Timur Tengah.
"Saya membuka dialog kepada pihak-pihak yang ingin membuka dialog. Sebagai umat Islam saya punya mimpi tercipta perdamaian di Palestina yang ditempuh melalui proses yang adil dimana Israel menghargai hak-hak kedaulatan rakyat Palestina," tuturnya. (Sumber: TRIBUNnews.com)