Random Posts

header ads

Memulihkan Kemanusiaan Orang Maluku adalah Berkat bagi Indonesia

AMBON – MALUKU. Menjadi Gereja di Maluku, adalah menjadi berkat bagi kemanusiaan di Maluku, dan karena itu memulihkan kemanusiaan orang-orang Maluku adalah berkat bagi Indonesia. Dan pada titik itulah, terjadinya injil yang menyapa Indonesia melalui Gereja, demikian sambutan Gubernur Maluku, Karel A Ralahalau yang dibacakan Staf Ahli Gubernur Bidang Pemerintahan, Ny. Soselisa. L.L, pada Pembukaan Sidang Wilayah VI Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) Wilayah Maluku, yang berlangsung di Gereja GBPIS Tanah Tinggi, Jumat (23/3).

Hadir dalam acara itu, Ketua PGI Wilayah Maluku, Pdt. Dr. J. Chr. Ruhulessin, M.Si, Majelis Pekerja Harian PGI Wilayah Maluku, Pimpinan Gereja-Gereja di Maluku, Panitia Penyelenggara, Peserta Persidangan Wilayah VI PGI Wilayah Maluku serta perwakilan Kanwil Kementerian Agama Maluku.

Menurut Gubernur, Momentum Persidangan ini bagi Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia Wilayah Maluku, sesungguhnya adalah suatu momentum kasih karunia Tuhan yang masih berkenaan memilih, memanggil, mengutus dan menyertai gereja dalam pergumulan di tengah dunia.

Perjalanan kehadiran dan pertumbuhan PGI yang begitu bersejarah di Indonesia, suatu pertanda bahwa gereja tetap menjadi bagian dari proses-proses hidup bersama di Indonesia bahkan di Maluku. Karena itu Gubernur harapkan agar PGI tetap eksis dengan panggilanNya. PGI juga dituntut untuk menjaga keharmonisan hidup di Indonesia dan di bumi Maluku yang plural.

Mencermati dinamika kehidupan bergereja di Provinsi Maluku, Gubernur juga menyampaikan beberapa hal penting untuk digumuli bersama dalam persidangan ini, yakni gereja diharapkan dapat meningkatkan perannya dengan penanaman nilai-nilai kekudusan dan keteladanan serta menjauhkan paham-paham sekuler duniawi seperti materialisme, konsumerisme, perseturuan, iri dengki dan keserakahan.

Karena sadar ataupun tidak kata Gubernur, bahwa perkembangan zaman yang mengarah pada fenomena individualistic kian menguat dan menggerogoti karakter hidup umat, tetapi juga nilai-nilai kebersamaan yang selama ini dijunjung tinggi. Fenomena ini cenderung terjadi di jemaat-jemaat perkotaan, namun juga sangat mungkin terjadi pula pada daerah pedesaan.

Realita kehidupan umat yang masih sering terlibat dalam konflik, mesti disikapi juga oleh pihak gereja. “Atas dasar itu saya mengharapkan melalui moment Persidangan ini akan lahir model dan modus pelayanan dan penataan masyarakat plural yang menjadi kontribusi PGI, bagi kehidupan bersama di Maluku,” kata Gubernur.

Pada kesempatan itu juga Gubernur berharap agar partisipasi PGI dapat mengambil bagian dalam pelaksanaan MTQ pada Juni 2012 mendatang, karena suksesnya pelaksanaan kegiatan religious dimaksud, secara langsung memproklamirkan bahwa esensi yang terkandung dalam Tema dan Sub Tema Persidangan PGI ini benar-benar telah membumi dan tumbuh secara utuh dalam kehidupan umat di Maluku.

Tema yang diusung dalam persidangan PGI kali ini adalah, “Tuhan itu baik kepada semua orang” dan sub tema adalah “bersama-sama seluruh komponen Bangsa mewujudkan Masyarakat Majemuk Indonesia yang Berkeadaban, inklusif, Adil dan Demokratis.

Bagi Gubernur, tema itu muncul sebagai suatu bentuk kesadaran sejarah PGI, bahwa gereja memerlukan koreksi dan pembenahan di segala aspek dan pada setiap aras pelayanan. Kesadaran sejarah membuat gereja mengambil prakarsa untuk melakukan perubahan dan belajar dari krisis sebagai gereja, krisis sebagai warga masyarakat, krisis sebagai warga Negara dan krisis sebagai umat beragama itu sendiri. (bm 10)

Posting Komentar

0 Komentar